Pengaturan Jalur Sinyal
Pengaturan tata suara dimulai dari
pengaturan jalur mikropon dan sumber input yang lain ke mixer yang ada. Dari
audio mixer itulah nantinya diatur kembali oleh operator ke berbagai keperluan
yaitu dikirim ke Audio Power amplifier utama, Booth Monitor, dan juga ke input
rekaman jika diperlukan. Peralatan lain seperti audio limiter dan compressor,
noise gate, reverb,extra equalizer dapat diatur di konsul mixer tersebut. Letak
Konsul mixer sedapat mungkin harus dipilih di depan Panggung jika tata suara
itu untuk pertunjukan, dimana diperlukan kabel penghubung terlindung yang
menghubungkan panggung dengan konsul mixer. Sedapat mungkin kabel penghubung
ini dilalukan pada jalur aman dari injakan kuat yang dapat mengganggu.
Bagian-bagian Sistem
Transducer-transducer Input
Banyak jenis trandsducer dapat
ditemui dalam sebuah tata suara, Dengan mikropon sebagai jenis trnsducer yang
paling banyak dipakai. Mikropon dapat dibagi-bagi menurut cara kerja
perpindahan getarannya, dan juga bentuk dari penerapan kegunaannya. Kebanyakan
mikropon yang dipakai dalam tata suara adalah dari jenis mikropon dinamik dan
mikropon kondenser
Mikropon yang dipakai dapat
diletakkan dan dipasang dengan berbagai cara, termasuk pada penyangga dengan
dasar pemberat, penyangga podium, jepitan dasi, terpasang di instrument dan
terpasang di headset. Mikropon yang dapat dipasang pada jepitan dasi dan
headset seringkali digunakan dengan transmisi nirkabel sehingga memudahkan
pembicara yang menggunakannya agar bebas bergerak. Ada beberapa jenis
transducer lain yang mungkin dipakai sesekali, termasuk didalamnya adalah
pickup magnetik yang digunakan pada gitar listrik dan bass listrik. Mikropon
hubung yang dipakai pada intrument-instrument berdawai,piano, dan juga katrid
pickup phono yang dipakai pada pemutar-pemutar rekaman.
Prosesor-prosesor Sinyal
Pada tata suara profesional
prosesor-prosesor sinyal bisa dipakai seperti Audio limiter dan Compressor
untuk Mikropon, penambah dinamis nada seperti prosesor reverb dan chorus.
Konsul Mixing
Konsul mixing (Audio Mixer) adalah
pusat dari sistem tata suara dimana operator dapat menyampur, menyamakan dan
menambah efek-efek pada sumber-sumber suara. Berbagai konsul mixer dapat
dipakai untuk berbagai keperluan dalam satu sistem tata suara tunggal. Dalam
tata suara, konsul mixer utama (FOH, Front of House) harus berada dimana operator
dapat melihat dan mendengar aksi di panggung. Mixing dengan booth monitor
terdekat akan mencegah operator dari pendengaran yang campur aduk antara suara
artis, umpan balik Loudspeaker utama, gaduh penonton dan juga efek akustik
ruangan. Pada pertunjukan skala besar, sering kali menggunakan konsul mixing
untuk monitor panggung secara terpisah, dimana diperuntukkan untuk menciptakan
monitor hasil mix bagi monitor-monitor diatas panggung. Konsul-konsul ini
sering kali terletak di samping panggung sehingga operator dapat berkomunikasi
dengan yang sedang tampil diatas panggung.
Equalizer
Equalizer ada dalam sistem tata
suara dalam dua bentuk : Equalizer grafik dan Equalizer parametrik.
Keduanya dipakai dengan filter-filter End-cut.qualizer parametrik mempunyai
pemutar paling tidak tiga parameter yakni : frekuensi, Perbesar-potong
(boost/cut) dan Q(lebar jalur). Equalizer tersebut lumrah ditemukan berada
dalam setiap kanal dalam konsul mixing, namun ada juga yang dibuat terpisah.
Equalizer grafik mempunyai penggeser-penggeser yang mengacu pada sebuah kurva
dari response terplot pada sebuah grafik. Pada sistem tata suara biasanya
didesain pada tengah-tengah 1/3 oktaf. Filter-filter suara End-cut akan
membatasi lebar jalur melewati batasnya, dimana akan mencegah gangguan-gangguan
subsonik dan pengaruh RF atau ganggunag-gangguan dari pengatur lampu yang dapat
mengganggu sistem suara. Bagian-bagian dari filter-filter End-cut seringkali
termasuk dengan equalizer grafik untuk memberikan pengaturan penuh. Sebuah penekan
umpan balik (Feedback suppresor) adalah jenis filter yang akan secara otomatis
mendeteksi dan menekan umpan balik suara dengan memotong frekunsi suara mana
yang menyebabkannya.
1. KENALI JENIS SOUND SYSTEM.
Ada banyak jenis sound pendukung
performance bagi tim nasyid: Rolland, Metz, Yamaha sound, dan masih banyak
jenis sound pendukung lainnya. Kita tidak perlu repot-repot kalau memang kita
memiliki sound engineer sendiri karena dialah yang akan bertanggung jawab untuk
mengatur frekuensi suara masing-masing personal munsyid ketika tampil sehingga
bisa memunculkan suara yang maksimal. Namun kalau sebuah tim nasyid tidak
memiliki seorang sound engineer maka keahlian itu harus dikuasai sedikitnya
oleh satu orang sehingga nantinya bisa mengatur sound kelompok nasyid tersebut.
Secara umum sound memiliki 3 wilayah suara:
~ High
~ Middle
~ Low
Tambahan lainnya yang juga penting adalah Gain: untuk membesarkan/melebarkan suara dari masing-masing channel suara yang ada di sound system.
2. URUTLAH CHECK SOUND
Dalam melakukan check sound maka semua suara secara umum dilakukan stemming (penyetelan suara), yang biasanya dimulai dari suara Bass. Kemudian dilanjutkan dengan Lead Vocal (baik lead 1, 2 atau 3 tergantung jumlah lead) dan terakhir pengiring
Secara umum sound memiliki 3 wilayah suara:
~ High
~ Middle
~ Low
Tambahan lainnya yang juga penting adalah Gain: untuk membesarkan/melebarkan suara dari masing-masing channel suara yang ada di sound system.
2. URUTLAH CHECK SOUND
Dalam melakukan check sound maka semua suara secara umum dilakukan stemming (penyetelan suara), yang biasanya dimulai dari suara Bass. Kemudian dilanjutkan dengan Lead Vocal (baik lead 1, 2 atau 3 tergantung jumlah lead) dan terakhir pengiring
• Suara Bass memiliki frekuensi suara
yang rendah, amplitudo (lebar gelombang) yang lebar. Oleh karena itu dalam
mixer dibutuhkan level low lebih besar dari pada highnya. Sementara middle
dipatok ½ level saja atau lebih sedikit. Gain pada bass biasanya dibuat maksimal
sama atau sedikit dibawah lead (satu strip dibawah lead). Kalau suara bass juga
membutuhkan suara tinggi lainnya maka level high boleh dibesarkan sedikit,
namun tetap dibawah level low pada mixer.
• Suara Lead, biasanya pada laki-laki
menggunakan suara tenor. Lead harus memiliki power yang lebih menonjol dari
pada yang lain. Lead memiliki frekuensi suara yang tinggi, amplitudo yang lebih
sempit dari bass atau pengiring, agar penyampaian nasyid bisa maksimal. Oleh
karena itu level high lebih tinggi dari lainnya. Low dipatok ½ atau lebih satu
strip dari posisi ½ pada mixer. Middle agak lebih tinggi sedikit dari lownya.
Namun harus diperhatikan gain dan balance dari Lead. Jangan sampai suara lead
jadi tidak bersih, kurang atau bahkan terlalu tajam, atau seperti orang
bernyanyi di dalam ember (bergema, tersendat, tertutup dan kurang lepas). Gain
suara lead minimal sama dengan bass atau malah lebih.
• Suara pengiring biasanya terdiri
dari 4 macam: tenor liris, tenor dinamis, tenor harmonis
dan baritone. Suara laki-laki untuk pengiring sangat jarang menggunakan
suara alto, karena suara ini untuk wanita. Secara umum ketiga tenor ini sama
setelannya: Gain lebih rendah sedikit dari lead (maksimal satu strip dibawah
Lead). High bisa sama dengan lead; khusus untuk tenor dinamis setelan high
lebih tinggi sedikit dari pada high pada lead. Untuk level lainnya relatif sama
dengan suara lead. Pada suara bariton sedikit berbeda: High sama dengan lead,
low lebih tinggi sedikit tapi tetap dibawah bass, middle dipatok sama dengan
lead dan pengiring lainnya.
Setelah semua suara melakukan check sound maka dilakukan balancing terhadap semua suara agar hasil akhir maksimal. Check sound yang baik akan menghasil suara yang harmonis dimana semua level frekuensi suara terisi (baik bass, bariton, dan tenor).
3. PERLENGKAPAN LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN
Setelah semua suara melakukan check sound maka dilakukan balancing terhadap semua suara agar hasil akhir maksimal. Check sound yang baik akan menghasil suara yang harmonis dimana semua level frekuensi suara terisi (baik bass, bariton, dan tenor).
3. PERLENGKAPAN LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN
Dua urutan diatas termasuk hal
standar yang harus mendapatkan perhatian yang baik agar bisa tampil secara
maksimal. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Microphone harus sama jenis dan
tipenya (misal untuk jenis mic shure, yang digunakan adalah shure SM58, untuk
Seinheisser digunakan tipe black fire atau sejenisnya), Newmann menggunakan
tipe royal, atau Mic lainnya yang memiliki tipe khusus untuk vocal. Khusus
untuk bass biasanya digunakan tipe mic: SM53 (untuk jenis mic Shure) atau tipe
black fire 3000 (jenis mic Seinheisser). Jangan pernah gunakan Shure tipe 57
untuk vocal karena jenis ini hanya untuk perkusi. Begitupun jangan gunakan
seinheisser tipe road atau yang lain karena ini khusus untuk perkusi atau alat
Bantu lainnya. Sebaiknya kesamaan mic juga pada jenis frekuensinya, apakah
kabel atau tanpa kabel. Bila menggunakan mic tanpa kabel pastikan batere yang
digunakan masih baru agar frekuensinya sama dan hasil micnya jadi lebih
optimal. Kalau lead lebih banyak bergerak, maka lead boleh menggunakan mic
tanpa kabel sementara yang lain menggunakan kabel. Namun yang paling ideal
adalah semua mic sama jenis, tipe, dan jenis frekuensinya.
• Lakukan check sound di monitor
speaker lebih dulu agar suara yang dihasilkan bisa langsung didengar dengan
baik, karena monitor berperan sangat besar untuk menentukan baik atau tidak
suara yang dihasilkan. Apabila suara di monitor speaker sudah baik maka minta
kepada bagian sound (operator sound) untuk mengangkat semua suara dari master
volume sehingga nantinya suara yang dihasilkan akan baik. Dalam hal ini harus
diperhatikan speaker monitor yang dipergunakan, apakah cukup baik sehingga
semua frekuensi suara bisa tertangkap. Agar lebih bagus maka pergunakan monitor
speaker seperti Peavey, Gamma, Rolland atau sejenisnya, karena speaker ini bisa
menghasilkan suara yang maksimal.
• Jangan lupa melihat kapasitas dari power, mixer, speaker dan monitor speaker. Sebagai standar gunakan power sound yang asli (bukan rakitan) dengan daya minimal 5000 watt untuk ruangan dengan kapasitas 300 orang. Sementara untuk di lapangan pergunakan daya minimal 7500-10000 watt bila dihadiri oleh 500 orang apalagi lebih, agar tampilan sound lebih optimal.
• Jangan lupa melihat kapasitas dari power, mixer, speaker dan monitor speaker. Sebagai standar gunakan power sound yang asli (bukan rakitan) dengan daya minimal 5000 watt untuk ruangan dengan kapasitas 300 orang. Sementara untuk di lapangan pergunakan daya minimal 7500-10000 watt bila dihadiri oleh 500 orang apalagi lebih, agar tampilan sound lebih optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar